Posts tagged Jambi

UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM AREA SAIN / PENGETAHUAN BERHITUNG DI TK PGRI TANJUNG PAUH KECAMATAN KELILING DANAU KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI – Hj. Marnis, S.Pd

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar belakang

Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan proses awal pendidikan bagi anak-anak diluar lingkungan keluarganya. Hasil dari proses pendidikan ini ikut mewarnai sikap mental dan motivasi anak dalam melanjutkan pendidikan kejenjang berikutnya, oleh sebab itu lembaga pendidikan Taman-kanak (TK) beserta personil pengelola dan tenaga pengajar guru pembinaannya perlu mendapat perhatian atau prioritas agar kualitas hasil pendidikan dapat ditingkatkan yaitu berupaya motivasi yang tinggi bagi anak didik untuk melanjutkan pendidikannya mengejar ilmu menjadi suatu kebutuhannya.

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar di TK metode mengajar memegang peranan yang sangat penting di dalam upaya menyampaikan materi bahan pada anak didik, salah satu metode mengajar adalah metode pemberian tugas, bercerita, dan dengan menggunakan alat peraga dengan tujuan melatih daya tanggap, melatih daya konsentrasi, membantu fantasi, menciptakan suasana senang dalam kelas, dan yang lebih utama adalah memupuk cinta akan belajar yang dapat berkembang kearah minat dan membantu kematangan untuk belajar anak.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis memilih salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengajar, yaitu “UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM AREA SAIN / PENGETAHUAN BERHITUNG DI TK PGRI TANJUNG PAUH KECAMATAN KELILING DANAU KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI”.

  1. Permasalahan

  • Anak kurang mengenal konsep bilangan sama dan tidak sama, lebih dan kurang, banyak dan sedikit.
  • Anak kurang mengenal benda yang ada disekitar berdasarkan bentuk geometri.
  • Anak kurang bisa mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak. Misalnya mengelompokkan menurut warna, mengelompkkan menurut bentuk, mengelompokkan menurut ukuran.
  • Anak kurang mengenal penambahan dan pengurangan 1 s.d 10 dengan menggunakan benda-benda.
  • Anak kurang bisa memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk dua sampai tiga pola yang berurutan. Misalnya: merah, putih, biru, merah, putih, biru, merah.
  • Anak kurang bisa menyebutkan sebanyak-banyaknya benda yang ada disekitar berdasarkan kasar, halus, berat, berat, ringan, besar, kecil, panjang, pendek, tinggi, rendah.
  • Anak kurang bisa mencoba dan menceritakan apa yang terjadi, jika:

o Warna dicampur

o Biji ditanam

o Balon ditiup lalu dilemas

o Benda-benda dimasukkan ke dalam air

o Benda-benda dijatuhkan, dll

  1. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH

  • Mengenalkan konsep bilangan sama dan tidak sama, lebih dan kurang, banyak dan sedikit.
  • Menyebutkan sebanyak-banyaknya benda yang ada disekitar berdasarkan bentuk geometri.
  • Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak. Misalnya mengelompokkan menurut warna, mengelompkkan menurut bentuk, mengelompokkan menurut ukuran.
  • Mengenal penambahan dan pengurangan 1 s.d 10 dengan menggunakan benda-benda.
  • Memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk dua sampai tiga pola yang berurutan. Misalnya: merah, putih, biru, merah, putih, biru, merah.
  • Menyebutkan sebanyak-banyaknya benda yang ada disekitar berdasarkan kasar, halus, berat, berat, ringan, besar, kecil, panjang, pendek, tinggi, rendah.
  • Mencoba dan menceritakan apa yang terjadi, jika:
  • Warna dicampur
  • Biji ditanam
  • Balon ditiup lalu dilemas
  • Benda-benda dimasukkan ke dalam air
  • Benda-benda dijatuhkan, dll
  • BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Tujuan pemilihan strategi pemecahan masalah

    • Sebagai acuan bagi guru dalam memilih strategi pembelajaran di Taman Kanak-kanak.
    • Sebagai acuan bagi tenaga kependidikan lainnya dalam merencanakan dan melaksanakan pembinaan kepada guru dalam memilih strategi pembelajaran Taman Kanak-kanak
    • Membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap yang diharapkan dicapai meliputi aspek moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, dan kemandirian, berbahasa, kognitif, fisik motorik dan seni.
    • Menyiapkan anak masuk ke jenjang pendidikan dasar.

    B. Hasil atau Dampak yang Dicapai dari Strategi yang Dipilih

    • Anak dapat mengenal konsep bilangan sama dan tidak sama, lebih dan kurang, banyak dan sedikit.
    • Anak dapat mengenal benda yang ada disekitar berdasarkan bentuk geometri.
    • Anak bisa mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak. Misalnya mengelompokkan menurut warna, mengelompkkan menurut bentuk, mengelompokkan menurut ukuran.
    • Anak dapat mengenal penambahan dan pengurangan 1 s.d 10 dengan menggunakan benda-benda.
    • Anak bisa memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk dua sampai tiga pola yang berurutan. Misalnya: merah, putih, biru, merah, putih, biru, merah.
    • Anak bisa menyebutkan sebanyak-banyaknya benda yang ada disekitar berdasarkan kasar, halus, berat, berat, ringan, besar, kecil, panjang, pendek, tinggi, rendah.
    • Anak bisa mencoba dan menceritakan apa yang terjadi, jika:

    · Warna dicampur

    · Biji ditanam

    · Balon ditiup lalu dilemas

    · Benda-benda dimasukkan ke dalam air

    · Benda-benda dijatuhkan, dll

    C. Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Melaksanakan Strategi yang Dipilih

    • Kesulitan dalam mengembangkan seluruh kemamuan yang dimiliki anak.
    • Kesulitan dalam mengenalkan anak dengan dunia sekitar
    • Kesulitan dalam mengembangkan sosialisasi anak
    • Kesulitan dalam mengenalkan peraturan-peraturan dengan menanamkan disiplin
    • Kesulitan dalam memberikan kesempatan kepada anak untuk menikmati masa bermainnya.
    • Kesulitan dalam memberikan contoh kepada anak bermain sambil belajar, belajar seraya bermain.

    D. Faktor-faktor Pendukung

    1. Alat-alat peraga dan alat bermain dipersiapkan dengan tujuannya dan bersifat memberi pengertian menjelaskan konsep
    2. Alat-alat peraga dan alat bermain mendorong kreativitas anak, memberi kesempatan bereksperimen (mengadakan percobaan dan bereksplorasi serta menemukan sendiri).
    3. Alat-alat peraga dan alat bermain menarik dan menyenangkan, yang dapat digunakan secara individu dan kelompok serta memenuhi unsur keindahan dan kerapian.
    4. Alat-alat peraga dan alat bermain tersebut dapat melibatkan penggunaan panca indera sebanyak mungkin dan bahan murah didapat dan sedapat mungkin diambil dari lingkungan sekitar.
    5. Alat-alat peraganya dan alat bermain sesuai dengan ukuran ketelitian yang jelas.
    6. Pembuatan program pembelajaran sudah direncanakan
    7. Anak aktif belajar seraya bermain di bawah pimpinan guru.

    E. Alternatif Pengembangan

    1. Perkembangan Fisik

    a. Pertumbuhan fisik

    b. Perkembangan motorik/gerakan

    2. Perkembangan Kecerdasan

    a. Tahapan praoperasional

    Tahapan praoperasional merupakan tahapan yang kedua dari proses perkembangan kognitif, yaitu pemikiran yang bersifat prakonseptual. Tahapan ini berada diantara tahapan usia dua dan tujuh tahun yaitu tahapan pemikiran praoperasional dimana memiliki ciri adanya fungsi simbolik, egosentrisme, animisme, artifisialisme dalam proses penalaran.

    b. Perkembangan konsep pengertian

    Perkembangan kemampuan melakukan persepsi seorang anak sangat dipengaruhi perkembangan pengertian/konsep diri anak pada tahapan prasekolah ini. Persepsi merupakan aktivitas yang memungkinkan anak untuk mengenal dan menginterprestasikan inforamasi/penjelasan dari lingkungannya. Misalnya seorang anak akan mengembangkan kemampuannya mengenal berbagai pengertian/konsep seperti bentuk, ukuran, keruangan yang kelak akan membantu anak dalam mengenal lingkungannya secara lebih mendalam dan luas.

    c. Bahasa pada awal masa anak-anak

    Umumnya anak-anak usia prasekolah menunjukkan perkembangan bahasa yang sangat pesat, ia mampu membuat kalimat yang benar dan baik, perbendaharaan kata sangat meningkat dan ia mampu membuat kalimat tanya jawab. Pada tahap ini anak prasekolah umumnya memperoleh kesempatan untuk berasosialisasi baik dengan teman seusianya maupun dengan orang dewasa lain dari sekedar keluarga sendiri. Anak mendapat kesempatan untuk bertanya jawab, menyanyi atau menghafal suatu syair atau doa-doa.

    d. Perkembangan emosi anak

    Reaksi emosi dan ekspresi anak menjadi akan terdefensiasi sejak anak memasuki tahapan prasekolah. Beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan perkembangan emosi yang disebabkan beberapa hal: karena meningkatnya perkembangan kognitif anak. Dengan meningkatnya perkembangan kognitif anak memungkinkan anak lebih mampu mengendalikan emosi dan mengekspresikan perasaan secara lebih rinci. Bila kecewa, anak tidak hanya menangis tetapi dapat menyampaikan melalui kata-kata.

    BAB III
    KESIMPULAN

    A. Rumusan Simpulan secara Lugas dan Cermat

    • Dengan menggunakan metode sistem Area Sain/ pengetahuan berhitung di Taman Kanak-kanak PGRI Tanjung Pauh Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi dapat meningkat, hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian evaluasi .
    • Penerapan metode pemberian sistem Area Sain/ pengetahuan berhitung tepat dan mudah dipahami serta dimengerti oleh anak untuk meningkatkan prestasi hasil belajar.
    • Peranan guru dalam proses era globalisasi dan informasi mengharuskan adanya pembinaan dan peningkatan kualitas yang terus-menerus sehingga dapat menghadapi dan mengantisipasi setiap perubahan dan tantangan yang akan terjadi.
    • Beberapa usaha yang dilakukan guru antara lain ádalah pelaksanaan pembelajaran yang baik dan peningkatan mutu guru serta pembinaan pendidikan prasekolah yang relevansi terhadap pendidikan

    B. Rumusan Rekomendasi Operasional untuk Implementasi Temuan

    • Guru sebaiknya menggunakan metode pemberian tugas pada sistim Area Sain/ pengetahuan berhitung di Taman Kanak-kanak PGRI Tanjung Pauh Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi terutama pada pembelajaran berhitung supaya tercapai hasil yang optimal.
    • Untuk orang tua anak hendaknya memberikan bantuan kepada anak-anaknya untuk mengembangkan kemandiriannya dalam pekerjaan.
    • Meningkatkan kerja sama dengan orang tua, guru, masyarakat dan dengan lingkungannya.
    • Orang tua harus memberi motivasi dan dorongan dalam mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru.
    • Perlu ditingkatkan kualitas tenaga kependidikan melalui pelatihan-pelatihan

    Comments (2) »

    LAPORAN PTS – Agung Wihadi S.Pd (Jambi)

    LATAR BELAKANG

    1. PP NO.19 Thn 2005 : Pasal 19 ayat 1.
    2. Kondisi siswa yang mengecewakan setelah proses pembelajaran.
    3. Kondisi guru kurang menguasai pembelajaran yang berkualitas
    4. Pembelajaran harus di desain agar mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efesien.
    5. Upaya kongkrit pengembangan PAKEM melalui diskusi kelompok.

    RUMUSAN PERMASALAHAN

    Apakah dengan menggunakan diskusi kelompok dalam mengembagkan PAKEM dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru di Gugus Dahlia Kecamatan Bajubang ?

    TUJUAN PENELITIAN

    1. Memberikan pemahaman guru terhadap konsep PAKEM
    2. Memberikan motivasi terhadap guru agar dapat mengembangkan kreativitasnya.
    3. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan

    MANFAAT PENELITIAN
    1. Merupakan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
    2. Siswa dapat termotivasi dalam belajar dan berkembang kreativitasnya
    3. Bahan referensi guna perbaikan mutu pembelajaran di sekolah.

    KAJIAN TEORI

    1. Konep PAKEM oleh beberapa ahli seperti: John Dewey, Gagne dan Berliner.
    2. Diskusi kelompok vPengembangan profesi melalui KKG vPendekatan psikologi pembelajaran orang dewasa (ANDRAGOGI)

    METODOLOGI PENELITIAN

    1. Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di Gugus Dahlia Kecamatan Bajubang dengan peserta sebanyak 15 orang terdiri dari guru kelas IV s.d VI Dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2008 s.d 30 April 2008

    Prosedur Penelitian Penelitian terdiri dari 3 siklus. Dalam setiap siklus terdiri dari beberapa tahapan kegiatan yaitu :

      • Persiapan penelitan
      • Pelaksanaan tindakan
      • Pelaksanaan observasi Analisis dan refleksi

    HASIL PENELITIAN

    SIKLUS I

    • Pemberian tindakan dibagi menjadi 5 kelompok/persekolah
    • Membimbing dan memantau tugas kelompok
    • Mengadakan diskusi panel.

    SIKLUS II

    • Kegiatan dibagi menjadi 3 kelompok/kelas
    • Meningkatkan bimbingan terhadap kelompok
    • Mengadakan presentasi kelompok
    • Perbaikan RPP

    SIKLUS III

    • Kegiatan dibagi menjadi 3 kelompok (kelas)
    • Meningkatkan bimbingan terhadap kelompok
    • Mengadakan peer teaching tiap kelompok
    • Perbaikan RPP dan strategi pembelajaran

    PEMBAHASAN

    Berdasarkan hasil penelitian diskusi kelompok dapat mengembangkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru.

    PENUTUP

    A.Kesimpulan

    Diskusi kelompok dapat membantu guru untuk menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran Pembelajaran model PAKEM dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru

    B.Saran

    • Hendaknya saran guru dapat mengadakan diskusi kelompok dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran
    • Hendaknya para guru mengembangkan PAKEM dalam rangka tugas profesional dan peningkatan mutu pembelajaran
    • Hendaknya para guru melaksanakan persiapan yang maksimal sebelum tampil di kelas
    • Agar sekolah mengalokasikan anggaran dana untuk kegiatan PAKEM


    Leave a comment »